menu

Scriptnya panjang sob

Jumat, 13 April 2012

cerpen pergi meninggalkan diriku


Pergi meninggalkan diriku
Karya : Agakh



            Saat itu kau selalu  ceria, dan tanpa ada masalah sedikitpun, aku selalu bertemu denganmu, lalu menghapiri dirimu, dan menyapamu, dengan senyuman terindah.
            “ kakak, gimana kabarnya.?”.
            “ya, kakak alhamdulilah baik, gimana dengan kalian.?”.
            Aku selalu teringat suaramu, yang membuat aku ceria disaat sedih, kamu bagaikan kakakku yang selalu ada disisiku.
            Setiap hari, saat aku melihat dirimu, aku selalu memanggilmu, dan mennyakan kabar, tapi saat itu, kamu menjadi kelihatan lebih, murung, dan selalu menyendiri, kemudian sering melamun.

Aku selalu, bertanya – Tanya, ada apa denganmu, lalu keesokan harinya aku menanyakan bagaimana kabar dirimu.
“halo, kakak”.
“halo”.
“kakak, ada masalah apa, kok sekarang  kelihatan lebih pendiam, dan lebih murung”.
“emm.. engga ada masalah apa – apa, kok, emang ada apa?”.
“ya, kalo ada masalah cerita aja, kak”.
“emm, engga, gak ada masalah ko”.
Hatiku, merasa tidak percaya, jika kamu tidak mempunyai masalah, karena, disetiap hari – hari mu, kamu selalu murung.


Tepat hari sabtu, aku bertemu kakak, lalu kakak memberitahuakn kepadaku, bahwa kakak akan pindah.
“hei, kakak mau pindah lo”.
“hahh, yang bener ka”.
“ya, benar, kakak ,mau pindah”.
“emm,,, emang kenapa, kak, mau pindah”.
“engga,, pengen aja, sering sakit, dana ada masalah  disinimah”.
“emm,, kan ada kita, kak”.
“ya, kalian itu hanya ada di sekolah saja”.
Tapi, aku masih tidak  percaya, bahwa kamu akan pindah, dan pergi menggilkanku, serta semua orang yang dekat denganmu. Aku masih tidak percaya, karena kamu memberitahuakannya sambil tersenyum, itulah yang membuat aku tidak percaya bahwa kamu akan pindah, dan pergi.
Sampai saat, temanku memberitahukan kembali bahwa kakak itu jadi pindah.
“hey, kakak tuu, jadi pindah”.
“yang bener, kaka jadi pindah”.
“ya, benar jadi pindah”.
Aku, seakan tidak percaya, bahwa kamu akan pindah, dan pergi meninngalkanku, rasanya aku ingin menangis, karena aku kehilanganmu, yang sudah ku anggap sebagai kakak ku sendiri.
Dalam fikiranku, “andaiku bisa mencegah dia, akan kucegah dia supaya tidak pindah”. Tapi itu rasanya tidak mungkin terjadi.
Setelah kamu pergi,aku selalu memikirkanmu, sampai – sampai aku terjatuh dari tempat tidurku, karenaku teringat dirimu.
Waktupun kian berlalu, hari minggupun datang, aku masih belum bisa, melepaskan dirimu, lalu aku memberitahukan kepada, temankiu, yang bernama Leo.
“leo, kak, Lia pindah”.
“emm, pindah kemana.?”.
“gak tau, katanya pengen pindah”.
“emang,,, kenapa pindah.?”.
“gak tau, katanya banyak masalah, disinimah”.
“emm,,, ya udah doain aja, semoga, betah dengan sekolahnya yang baru, semoga, gak banyak lagi masalah, dan lepasin aja”.
“ya, tapi tetep aja gak bisa”.
“ya, tapi dengarkan aku fit, melepaskan seseorang yang kita sayangi itu, tidak mudah, berat rasanya untuk melepaskannya, tapi mau bagaimana lagi, ini semua sudah pilihannya dia, mungkin dengan cara pindah, itu adalah cara yang terbaik”.
“ya, tapi mengapa harus kak Lia”.
“emm,,, aku juga pernah mengalami hal seperti ini, memang sulit untuk melepaskannya, tapi lambat laun kamu pasti bisa melepaskannya, jangan menangis karena sesuatu hal yang telah terjadi”.
“yaaa, aku akan berusaha untuk melepaskannya leo”.
“begitu donk, tapi jangan ditangisi ya, fit, karena percuma ditangisi juga, dia gak akan kembali”.
“tapi,, aku tetap gak biasa, airmataku selalu menetes disaat aku ingat dia”.
“emmm, ya udah jika kamu memang tak bisa, jangan ditahan, karena kalau ditahan, kita akan merasa sakit”.
“ya, baiklah, makasih ya, leo, atas sarannya”.
“ya,, sama – sama fit, jangan bersedih ya”.
Saat itu, aku bisa menenangkan diriku, karena solusi yang diberikan oleh leo, tapi, hari demi hari, waktu demi watu, terus berjalan, aku selalu merasa rindu kepadanya, aku masih belum bisa melepaskannya dari genggaman hatiku.
Hatiku selalu berbicara.
“Disaat aku  menapaki gedung sekolah tubuhkupun lemas, tak mampu untuk berdiri. Terkenang semua kenangan kakak.”
“Disaat aku memberanikan diri melihat sebuah tempat, dimana kakak sering duduk, airmata pun menetes.”
Terlihat kenangan, yang tak mungkin terlupakan saat bersamamu, saat kepergian kakak aku menjadi kaku, pilu, dan seperti menjadi serpihan debu yang tertup angin, yang terbawa entah kemana. Kabuit pagi mnyelimuti sekolahan itu, akupun terdiam membayangkan senyuman kakak yang selalu hadir dalam fikiranku, dalam benakku, dalam hatiku, dan dalam bayanganku.
Entah bagaimana, aku sekarang..? aku merasa hampa tanpa dirimu kakak, disisimulah aku merasa sangat bahagia, dan selalu ceria, kakak itu seperti seorang guru, bagiku, kakak selalu memotivasi diriku, disaat aku merasa sedih, disaat aku merasa galau.
Pada siapa…? Aku harus mengadukan semua ini, tanpa kehadiranmu, aku tidak bisa menceritakan bagaimana perasaanku, saat aku sedih, disaat aku mempunyai masalah. Hanya hati inilah yang bisa merasakan semua itu,aku hanya bisa memendam sendiri, rasa sedihku ini.
Meski begitu, aku berusaha untuk tidak meneteskan airmata, disaat aku merindukanmu kak, tetapi aku tidak bisa menahan airmata itu, airmataku selalu jatuh saat aku ingat dirimu kak. “mungkin ini sudah takdir, aku tidak bisa merasakan kebahagiaan yang lebih denganmu kak, kebahagiaan ini hanya cukup sampai disini saja”. Aku mengira kebahagiaan ini akan berlanjut sampai nanti kamu lulus kak. Tapi, apa kenyataannya…?
Bel masuk kelaspun berbunyi, aku berjalan perlahan sangat lemas menuju kedalam kelas, aku berjalanpun seperti tertiup angin. Tiba didepan pintu kelas, akupun langsung masuk dan duduk disamping temanku sella, dia bertanya.
“ kenapa kamu fit..? kok wajahmu pucat sekali”.
“engga, aku lagi kanen kakak lia aja”.
“emm, aku juga sebenarnya kangen sama kak lia, fit, yaa,, tapi mau gimana lagi dia sudah gak ada disini lagi, jadi aku berusaha untuk menenangkan hatiku ini”.
“yaa,,, memang dia sudah gak ada disini lagi, tapi tetep bayangan kakak lia itu selalu hadir dalam fikiranku sell”.
“aku mengerti, pasti bayangan itu selalu hadir dalam dirimu, tapi berusahalah untuk tegar, karena semua ini tidak mungkin kembali”.
“tapi sell, aku sudah berusaha, untuk tegar tapi, tetap gak bisa..?”.
“mungkin untuk saat ini kamu tidak bisa, tapi yakinlah bahwa kamu pasti bisa”.
“emm,, baiklah, aku yakin aku pasti bisa”.
“begitu donk fit, kan jadi enak dipandangnya, kalo gak cenberut”.
“emmm,, bisa aja kamu sell”.
Akhirnya, aku bisa tersenyum lagi, karena temanku sella memberikan motivasi yang tinggi kepadaku. Aku tidak tahu jika tidak ada dia, mungkin aku akan terus bersedih, dan tidak tersenyum, mungkin semangat belajarpun akan hilang. Tapi begitu aku diberikan motivasi oleh sella, aku kembali menjadi semangat.
Pelajaranpun dimulai, akupun memulainya dengan semangat, dan perlahan bisa melepaskan bayangan itu, dari fikiranku. Dan aku dengan sangat tenang mengikuti pelajaran. Tibanya istirahat, aku dapat melepaskan semua rasa sedihku. Dengan ditemani oleh semua sahabatku, yaitu, sella, melli, sintha, tiara, dan raisa.
Mereka juga merasakan hal yang sama denganku, tetapi aku lebih dari mereka, saat kak lia pindahpun kami semua menangis, tetapi mereka sangaat tegar, tetapi aku,, aku tidak bisa, aku selalu menangis saat aku ingat dia. Untung ada sahabatku yang selalu menemaniku disaat aku sedih.
Pealajran sudah selesai, aakupun segera pulang bersama teman – teman, setibanya dirumah, aku beristirahat dan melakukan akitivitas. Meskipun kak lia pindah, aku tetap bisa berkomunikasi dengan dia,  lewat sms.
“sore, kaka..?”.
“sore juga de”.
“kakak lagi ngapain…?”.
“lagi diem aja de..?”.
“knapa diem aja kak..?”.
“engga, knapa – knapa, Lgi istirahat aja”.
“emm,, ganggu gak kak”.
“ya,, engga lah de, biasa aja kali”.
“engga,, takutnya ganggu, gitu kak”.
“ya, engga lah, ade lagi ngapain..?”.
“sama lagi diem ja kak..!”.
“napa.. diem mulu de..?”.
“emm, gak napa” kak, cuman lagi istrahat aja, baru pulang sekolah”.
“gimana kabarnya disana de…?”.
“alhamdulilah kak, baik – baik saja,,,! Kakak giman kabarnya..?”.
“ya,, alhamdulilah baik”.
“syukurlah kak”.
“ya, de kakak mau maen lo ke sekolah..?”.
“kapan kak..?”.
“engga tau, tungguin aja”.
“okelah kak”.
“ya,,, de maaf ya, kakak mau makan dulu”
“ya kak, gak apa – apa”.
Mendengar kak lia mau main kesekolah, hatikupun begitu bergembira, dan aku memberitahuakan kepada semua sahabatku, bahwa kak lia mau main kesekolah.
“hey, kak lia mau main kesekolah lo..!”.
“hah,, yang bener, kapan…?”.
“ya bener, engga tau, katanya tungguin aja..?”.
“okelah”.
 Aku, tunggu kedatangan kakak lia, hari demi hari terus berganti, sampai tiba saatnya, kakak lia datang kesekolah. Saat itu adalah hari kamis, tanggal 12042012.
“kakak”
“ya de”
“gimana kabarnya..?”.
“emm,,, alhamdulilah baik, kalian gimana kabarnya..?”.
“syukurlah, alhamdulilah baik kak.!”.
“bagusla”
“kakak, kita kangen lo sama kakak”.
“ooo,, ya,, sama kakak juga kangen sama kalian”.
“gak ada kakak, sekolah ini terasa sepi,, heehe”.
“emm,, bisa aja kamu, ,mell”.
“ya bener kakak, kirain kakak tuh gak bakalan datang”.
“pastilah, soalnya ada urusan”.
“ooo, begitu kak”.
“ya, de, kakak kesana dulu ya”.
“emm,, ya kak”.
Pertemuan ini tak akan pernah kami lupakan, kesedihan yang selalu menyelimuti, kini telah hilang karena terhapus oleh kehadiran kakak lia. Seperti panas satu tahun dihapus hujan satu hari, ksedihan yang selalu menyelimuti dihapus oleh kamu sehari.
“emm, de kakak pamit ya..!”.
“hah, ko cepet banget kak…?”.
“ya, soalnya kakak ada urusan disana”.
“ya, emang gak bisa lebih lama sebentar gitu disini kak”.
“engga bisa, maafin kakak ya,,,!”.
“ya, kak gak apa – apa, hati – hati aja ya kak, dijalan”.
“ya de, makasih ya, asalamialaikum”.
“waalaikumsalam”
Itulah hari terakhir kita semua berteemu dengan kak lia, entah kapan aku bisa bertemu lagi dengannya. 
galudra, 13 april 2012












           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar