Pergi meninggalkan diriku
Karya : Agakh
Saat itu kau selalu ceria, dan tanpa ada masalah sedikitpun, aku
selalu bertemu denganmu, lalu menghapiri dirimu, dan menyapamu, dengan senyuman
terindah.
“ kakak, gimana kabarnya.?”.
“ya, kakak alhamdulilah baik, gimana dengan kalian.?”.
Aku selalu teringat suaramu, yang membuat aku ceria
disaat sedih, kamu bagaikan kakakku yang selalu ada disisiku.
Setiap hari, saat aku melihat dirimu, aku selalu
memanggilmu, dan mennyakan kabar, tapi saat itu, kamu menjadi kelihatan lebih,
murung, dan selalu menyendiri, kemudian sering melamun.
Aku
selalu, bertanya – Tanya, ada apa denganmu, lalu keesokan harinya aku
menanyakan bagaimana kabar dirimu.
“halo,
kakak”.
“halo”.
“kakak,
ada masalah apa, kok sekarang kelihatan
lebih pendiam, dan lebih murung”.
“emm..
engga ada masalah apa – apa, kok, emang ada apa?”.
“ya,
kalo ada masalah cerita aja, kak”.
“emm,
engga, gak ada masalah ko”.
Hatiku,
merasa tidak percaya, jika kamu tidak mempunyai masalah, karena, disetiap hari
– hari mu, kamu selalu murung.
Tepat
hari sabtu, aku bertemu kakak, lalu kakak memberitahuakn kepadaku, bahwa kakak
akan pindah.
“hei,
kakak mau pindah lo”.
“hahh,
yang bener ka”.
“ya,
benar, kakak ,mau pindah”.
“emm,,,
emang kenapa, kak, mau pindah”.
“engga,,
pengen aja, sering sakit, dana ada masalah disinimah”.
“emm,,
kan ada kita, kak”.
“ya,
kalian itu hanya ada di sekolah saja”.
Tapi,
aku masih tidak percaya, bahwa kamu akan
pindah, dan pergi menggilkanku, serta semua orang yang dekat denganmu. Aku
masih tidak percaya, karena kamu memberitahuakannya sambil tersenyum, itulah
yang membuat aku tidak percaya bahwa kamu akan pindah, dan pergi.
Sampai
saat, temanku memberitahukan kembali bahwa kakak itu jadi pindah.
“hey,
kakak tuu, jadi pindah”.
“yang
bener, kaka jadi pindah”.
“ya,
benar jadi pindah”.
Aku,
seakan tidak percaya, bahwa kamu akan pindah, dan pergi meninngalkanku, rasanya
aku ingin menangis, karena aku kehilanganmu, yang sudah ku anggap sebagai kakak
ku sendiri.
Dalam
fikiranku, “andaiku bisa mencegah dia, akan kucegah dia supaya tidak pindah”.
Tapi itu rasanya tidak mungkin terjadi.
Setelah
kamu pergi,aku selalu memikirkanmu, sampai – sampai aku terjatuh dari tempat
tidurku, karenaku teringat dirimu.
Waktupun
kian berlalu, hari minggupun datang, aku masih belum bisa, melepaskan dirimu,
lalu aku memberitahukan kepada, temankiu, yang bernama Leo.
“leo,
kak, Lia pindah”.
“emm,
pindah kemana.?”.
“gak
tau, katanya pengen pindah”.
“emang,,,
kenapa pindah.?”.
“gak
tau, katanya banyak masalah, disinimah”.
“emm,,,
ya udah doain aja, semoga, betah dengan sekolahnya yang baru, semoga, gak
banyak lagi masalah, dan lepasin aja”.
“ya,
tapi tetep aja gak bisa”.
“ya,
tapi dengarkan aku fit, melepaskan seseorang yang kita sayangi itu, tidak
mudah, berat rasanya untuk melepaskannya, tapi mau bagaimana lagi, ini semua
sudah pilihannya dia, mungkin dengan cara pindah, itu adalah cara yang
terbaik”.
“ya,
tapi mengapa harus kak Lia”.
“emm,,,
aku juga pernah mengalami hal seperti ini, memang sulit untuk melepaskannya,
tapi lambat laun kamu pasti bisa melepaskannya, jangan menangis karena sesuatu
hal yang telah terjadi”.
“yaaa,
aku akan berusaha untuk melepaskannya leo”.
“begitu
donk, tapi jangan ditangisi ya, fit, karena percuma ditangisi juga, dia gak
akan kembali”.
“tapi,,
aku tetap gak biasa, airmataku selalu menetes disaat aku ingat dia”.
“emmm,
ya udah jika kamu memang tak bisa, jangan ditahan, karena kalau ditahan, kita
akan merasa sakit”.
“ya,
baiklah, makasih ya, leo, atas sarannya”.
“ya,,
sama – sama fit, jangan bersedih ya”.
Saat
itu, aku bisa menenangkan diriku, karena solusi yang diberikan oleh leo, tapi,
hari demi hari, waktu demi watu, terus berjalan, aku selalu merasa rindu
kepadanya, aku masih belum bisa melepaskannya dari genggaman hatiku.
Hatiku
selalu berbicara.
“Disaat
aku menapaki gedung sekolah tubuhkupun
lemas, tak mampu untuk berdiri. Terkenang semua kenangan kakak.”
“Disaat
aku memberanikan diri melihat sebuah tempat, dimana kakak sering duduk, airmata
pun menetes.”
Terlihat
kenangan, yang tak mungkin terlupakan saat bersamamu, saat kepergian kakak aku
menjadi kaku, pilu, dan seperti menjadi serpihan debu yang tertup angin, yang
terbawa entah kemana. Kabuit pagi mnyelimuti sekolahan itu, akupun terdiam
membayangkan senyuman kakak yang selalu hadir dalam fikiranku, dalam benakku,
dalam hatiku, dan dalam bayanganku.
Entah
bagaimana, aku sekarang..? aku merasa hampa tanpa dirimu kakak, disisimulah aku
merasa sangat bahagia, dan selalu ceria, kakak itu seperti seorang guru,
bagiku, kakak selalu memotivasi diriku, disaat aku merasa sedih, disaat aku
merasa galau.
Pada
siapa…? Aku harus mengadukan semua ini, tanpa kehadiranmu, aku tidak bisa
menceritakan bagaimana perasaanku, saat aku sedih, disaat aku mempunyai
masalah. Hanya hati inilah yang bisa merasakan semua itu,aku hanya bisa
memendam sendiri, rasa sedihku ini.
Meski
begitu, aku berusaha untuk tidak meneteskan airmata, disaat aku merindukanmu
kak, tetapi aku tidak bisa menahan airmata itu, airmataku selalu jatuh saat aku
ingat dirimu kak. “mungkin ini sudah takdir, aku tidak bisa merasakan
kebahagiaan yang lebih denganmu kak, kebahagiaan ini hanya cukup sampai disini
saja”. Aku mengira kebahagiaan ini akan berlanjut sampai nanti kamu lulus kak.
Tapi, apa kenyataannya…?
Bel
masuk kelaspun berbunyi, aku berjalan perlahan sangat lemas menuju kedalam
kelas, aku berjalanpun seperti tertiup angin. Tiba didepan pintu kelas, akupun
langsung masuk dan duduk disamping temanku sella, dia bertanya.
“
kenapa kamu fit..? kok wajahmu pucat sekali”.
“engga,
aku lagi kanen kakak lia aja”.
“emm,
aku juga sebenarnya kangen sama kak lia, fit, yaa,, tapi mau gimana lagi dia
sudah gak ada disini lagi, jadi aku berusaha untuk menenangkan hatiku ini”.
“yaa,,,
memang dia sudah gak ada disini lagi, tapi tetep bayangan kakak lia itu selalu
hadir dalam fikiranku sell”.
“aku
mengerti, pasti bayangan itu selalu hadir dalam dirimu, tapi berusahalah untuk
tegar, karena semua ini tidak mungkin kembali”.
“tapi
sell, aku sudah berusaha, untuk tegar tapi, tetap gak bisa..?”.
“mungkin
untuk saat ini kamu tidak bisa, tapi yakinlah bahwa kamu pasti bisa”.
“emm,,
baiklah, aku yakin aku pasti bisa”.
“begitu
donk fit, kan jadi enak dipandangnya, kalo gak cenberut”.
“emmm,,
bisa aja kamu sell”.
Akhirnya,
aku bisa tersenyum lagi, karena temanku sella memberikan motivasi yang tinggi
kepadaku. Aku tidak tahu jika tidak ada dia, mungkin aku akan terus bersedih,
dan tidak tersenyum, mungkin semangat belajarpun akan hilang. Tapi begitu aku
diberikan motivasi oleh sella, aku kembali menjadi semangat.
Pelajaranpun
dimulai, akupun memulainya dengan semangat, dan perlahan bisa melepaskan
bayangan itu, dari fikiranku. Dan aku dengan sangat tenang mengikuti pelajaran.
Tibanya istirahat, aku dapat melepaskan semua rasa sedihku. Dengan ditemani
oleh semua sahabatku, yaitu, sella, melli, sintha, tiara, dan raisa.
Mereka
juga merasakan hal yang sama denganku, tetapi aku lebih dari mereka, saat kak
lia pindahpun kami semua menangis, tetapi mereka sangaat tegar, tetapi aku,,
aku tidak bisa, aku selalu menangis saat aku ingat dia. Untung ada sahabatku
yang selalu menemaniku disaat aku sedih.
Pealajran
sudah selesai, aakupun segera pulang bersama teman – teman, setibanya dirumah,
aku beristirahat dan melakukan akitivitas. Meskipun kak lia pindah, aku tetap
bisa berkomunikasi dengan dia, lewat
sms.
“sore,
kaka..?”.
“sore
juga de”.
“kakak
lagi ngapain…?”.
“lagi
diem aja de..?”.
“knapa
diem aja kak..?”.
“engga,
knapa – knapa, Lgi istirahat aja”.
“emm,,
ganggu gak kak”.
“ya,,
engga lah de, biasa aja kali”.
“engga,,
takutnya ganggu, gitu kak”.
“ya,
engga lah, ade lagi ngapain..?”.
“sama
lagi diem ja kak..!”.
“napa..
diem mulu de..?”.
“emm,
gak napa” kak, cuman lagi istrahat aja, baru pulang sekolah”.
“gimana
kabarnya disana de…?”.
“alhamdulilah
kak, baik – baik saja,,,! Kakak giman kabarnya..?”.
“ya,,
alhamdulilah baik”.
“syukurlah
kak”.
“ya,
de kakak mau maen lo ke sekolah..?”.
“kapan
kak..?”.
“engga
tau, tungguin aja”.
“okelah
kak”.
“ya,,,
de maaf ya, kakak mau makan dulu”
“ya
kak, gak apa – apa”.
Mendengar
kak lia mau main kesekolah, hatikupun begitu bergembira, dan aku
memberitahuakan kepada semua sahabatku, bahwa kak lia mau main kesekolah.
“hey,
kak lia mau main kesekolah lo..!”.
“hah,,
yang bener, kapan…?”.
“ya
bener, engga tau, katanya tungguin aja..?”.
“okelah”.
Aku, tunggu kedatangan kakak lia, hari demi
hari terus berganti, sampai tiba saatnya, kakak lia datang kesekolah. Saat itu
adalah hari kamis, tanggal 12042012.
“kakak”
“ya
de”
“gimana
kabarnya..?”.
“emm,,,
alhamdulilah baik, kalian gimana kabarnya..?”.
“syukurlah,
alhamdulilah baik kak.!”.
“bagusla”
“kakak,
kita kangen lo sama kakak”.
“ooo,,
ya,, sama kakak juga kangen sama kalian”.
“gak
ada kakak, sekolah ini terasa sepi,, heehe”.
“emm,,
bisa aja kamu, ,mell”.
“ya
bener kakak, kirain kakak tuh gak bakalan datang”.
“pastilah,
soalnya ada urusan”.
“ooo,
begitu kak”.
“ya,
de, kakak kesana dulu ya”.
“emm,,
ya kak”.
Pertemuan
ini tak akan pernah kami lupakan, kesedihan yang selalu menyelimuti, kini telah
hilang karena terhapus oleh kehadiran kakak lia. Seperti panas satu tahun dihapus
hujan satu hari, ksedihan yang selalu menyelimuti dihapus oleh kamu sehari.
“emm,
de kakak pamit ya..!”.
“hah,
ko cepet banget kak…?”.
“ya,
soalnya kakak ada urusan disana”.
“ya,
emang gak bisa lebih lama sebentar gitu disini kak”.
“engga
bisa, maafin kakak ya,,,!”.
“ya,
kak gak apa – apa, hati – hati aja ya kak, dijalan”.
“ya
de, makasih ya, asalamialaikum”.
“waalaikumsalam”
Itulah
hari terakhir kita semua berteemu dengan kak lia, entah kapan aku bisa bertemu
lagi dengannya.
galudra, 13 april 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar