Sial Karena Menemukan Uang
Sang
suami pulang dengan muka masam, si isteri bertanya dengan penuh rasa
prihatin: "Kamu nampaknya lagi menjumpai masalah yang tak menyenangkan."
Suami: "Hari ini di atas bus aku menemukan uang Rp. 2 juta."
Isteri: "Lho, ini kan hal yang sangat menyenangkan."
Suami: "Tetapi hal ini kemudian diketahui oleh seorang penumpang lainnya, maka itu mau tak mau aku harus berbagi dengan dirinya."
Isteri: "Di tanganmu kan masih ada sisa uang Rp. 1 juta."
Suami: "Sebelum tiba ke rumah, aku baru menyadari bahwa uang Rp. 2 juta yang kutemukan dan kupungut tadi sebenarnya adalah uangku sendiri. Sungguh sialan."
Suami: "Hari ini di atas bus aku menemukan uang Rp. 2 juta."
Isteri: "Lho, ini kan hal yang sangat menyenangkan."
Suami: "Tetapi hal ini kemudian diketahui oleh seorang penumpang lainnya, maka itu mau tak mau aku harus berbagi dengan dirinya."
Isteri: "Di tanganmu kan masih ada sisa uang Rp. 1 juta."
Suami: "Sebelum tiba ke rumah, aku baru menyadari bahwa uang Rp. 2 juta yang kutemukan dan kupungut tadi sebenarnya adalah uangku sendiri. Sungguh sialan."
Naik Taksi Tak Membawa Uang
Pagi-pagi
saya naik taksi, sesampainya di tempat tujuan baru menyadari lupa
membawa uang di kantong, maka itu saya terpaksa menyodorkan sebungkus
rokok filter merek 555 kepada bang sopir sebagai penggantinya. Si sopir
menerima rokok itu lalu berkata: "Wah, rokoknya kok bagus banget."
Saya dengan canggung turun dari taksi, bang sopir tiba-tiba memanggil saya sambil mengeluarkan sebungkus rokok murahan dari kantong celananya: "Kembaliannya Pak!" katanya dengan tenang.
Saya dengan canggung turun dari taksi, bang sopir tiba-tiba memanggil saya sambil mengeluarkan sebungkus rokok murahan dari kantong celananya: "Kembaliannya Pak!" katanya dengan tenang.
Teknologi Televisi Layar Sentuh
Dewasa ini ponsel dan komputer dengan layar sentuh sudah sangat populer. Seorang teman berkeluh kesah:
"Perkembangan iptek akhir-akhir ini pesatnya bukan main. Siapa tahu pada suatu hari nanti pesawat televisi juga akan menggunakan layar sentuh."
Seorang teman yang duduk di sampingnya segera nyeletuk: "Lho, kamu kok dungu banget! Ada alat remote control tak digunakan, malah mau menyentuhkan jari dengan berjalan ke depan teve, hehe..."
"Perkembangan iptek akhir-akhir ini pesatnya bukan main. Siapa tahu pada suatu hari nanti pesawat televisi juga akan menggunakan layar sentuh."
Seorang teman yang duduk di sampingnya segera nyeletuk: "Lho, kamu kok dungu banget! Ada alat remote control tak digunakan, malah mau menyentuhkan jari dengan berjalan ke depan teve, hehe..."
Blog Mahasiswa Kedokteran
Seorang mahasiswa Akademi Kedokteran menulis sebuah blog:
"Mulai sekarang, bila saya jatuh sakit dan pergi berobat ke rumah sakit, dokter yang memeriksa saya justru adalah teman sekolah saya sendiri, juru rawat yang merawat saya juga adalah teman sekolah saya sendiri, dan dokter bedah maupun ahli biusnya masih tetap teman sekolah saya juga. Tetapi kalau saya pertimbangkan dengan teliti ternyata juga sangat menakutkan, karena mereka-mereka itu tidak lebih daripada sekelompok anggota pasukan pembidas yang baru membaca buku mereka hanya pada saat menjelang ujian."
"Mulai sekarang, bila saya jatuh sakit dan pergi berobat ke rumah sakit, dokter yang memeriksa saya justru adalah teman sekolah saya sendiri, juru rawat yang merawat saya juga adalah teman sekolah saya sendiri, dan dokter bedah maupun ahli biusnya masih tetap teman sekolah saya juga. Tetapi kalau saya pertimbangkan dengan teliti ternyata juga sangat menakutkan, karena mereka-mereka itu tidak lebih daripada sekelompok anggota pasukan pembidas yang baru membaca buku mereka hanya pada saat menjelang ujian."
Salah Membuat Soal
Pada
suatu hari, seorang ibu membawa anak perempuannya yang baru berumur 4
tahun datang bermain ke kantornya. Anak itu sangat cakap dan cerdas. Dia
menguasai cara hitung-menghitung dengan cekatan, terutama dalam hal
menambah dan mengurangi angka-angka di bawah seratus.
Para teman di kantor silih berganti mengujinya dengan membuat soal-soal hitungan dan hasil-hasil hitungan anak itu ternyata tiada yang salah.
Pada saat itu ada orang yang mengemukan sebuah soal yang sulit kepada anak itu: "Upik, 1 dikurangi 2 sama dengan berapa?"
Anak perempuan itu memandangnya sejenak, lalu berkata: "Ah, kamu ini sungguh-sungguh bodoh, sampai soal yang kamu buat pun salah! Hehehe..."
Para teman di kantor silih berganti mengujinya dengan membuat soal-soal hitungan dan hasil-hasil hitungan anak itu ternyata tiada yang salah.
Pada saat itu ada orang yang mengemukan sebuah soal yang sulit kepada anak itu: "Upik, 1 dikurangi 2 sama dengan berapa?"
Anak perempuan itu memandangnya sejenak, lalu berkata: "Ah, kamu ini sungguh-sungguh bodoh, sampai soal yang kamu buat pun salah! Hehehe..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar