PERAN GEORGE SOROS DIINDONESIA
Umumnya krisis moneter di
Indonesia tahu 1997 dipahami sebagai pengaruh dari krisis global.
Tak salahlah pendapat tersebut jika dilihat secara umum. Namun, jika
terjun langsung dalam dunia moneter, faktor uang yang beredar, arus keluar
masuk valuta, situasi politik dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang.
Seperti Jepang misalnya, negara ini mempuyai bargaining yang kuat dalam
perdagangan mengingat hasil industri dan tehnologi yang dikuasainya sulit
tertandingi. Besarnya permintaan mata uang terhadap Yen karena
tingginya permintaan produk industri negara ini akan memperkuat nilai mata
uangnya. Penurunan nilai USD sebagai mata uang internasional akan mempengaruhi
nilai mata uang dunia dan hal ini akan menurunkan pula pendapatan negara
Amerika Serikat.
Indonesia beberapa kali
melakukan devaluasi rupiah dengan alasan agar produk eksport Indonesia dapat
bersaing dipasar internasional. Kebijakan yang maksudnya agar mendapat rupiah
lebih banyak, namun sebaliknya pemerintah harus membayar hutang luar negeri
dengan rupiah yang lebih banyak lagi yang akan memperkuat nilai USD.
Hutang Luar negeri inilah yang menjadi penyeban ambrolnya rupiah dan
kemungkinan hutang luar negeri sektor swasta menjadi “bom” untuk
meluluh lantakkan nilai rupiah yang berujung krisis ekonomi. Dan itu dapat
dilakukan oleh George Soros, maka suatu ketika Suharto begitu berang atas
komentar Soros dan menyatakan didepan publik bahwa pondasi ekonomi Indonesia
cukup kuat. Apakah Soros berada dibalik krisis moneter di Indonesia,
berikut kemungkinan itu.
Masuknya Imperium Yahudi
di Indonesiaa.
George Soros adalah
seorang kapitalis radikal, pelaku bisnis keuangan dan ekonomi, penanam modal
saham, dan aktivis politik yang berkebangsaan Amerika Serikat keturunan Yahudi
Hungaria. Dia pernah dipenjarakan sewaktu saat Perang Dunia. George Soros
(Shorosh) dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1930 di Budapest,
Hungaria. Perusahaan-perusahaannya di Indonesia antara lain PT Bumi
Resources Tbk, PT Fatrapolindo Nusa Industri, Ricky Putra Group, Bank CIC
( kemudian merger menjadi Bank Century ), Bhakti Investama, PT Globla
Putra Int dan perkebunan sawit di Aceh. Di Asia, George Soros terkenal akan
tindakannya yang dituding sebagai biang keladi kekacauan ekonomi di
Asia dekade 1990 an lalu yang efeknya masih dirasakan hingga saat ini terutama
bagi Indonesia yang membawa dampak pula pada perpolitikan Indonesia. Beberapa
negara yang paling terkena dampaknya selain adalah Korea Selatan,
dan Thailand, yang menyebabkan mata uang ketiga negara tersebut
terdevaluasi. Yang paling parah adalah Indonesia, dari kurs sebelum
krisis sebesar kisaran Rp. 1300 /USD 1, menjadi kisaran Rp. 9000 saat
ini yang artinya hutang luar negeri Indonesia harus dikembalikan dalam
jumlah lebih dari 6 kali lipatnya, sementara industri yang mengandalkan bahan
baku import gulung tikar karena kekacauan harga. Hong Kong,
Malaysia, dan Filipina juga terpengaruh tapi tidak sebesar tiga negara
sebelumnya. RRC, Taiwan, dan Singapura hampir tidak terpengaruh. Jepang tidak
terpengaruh banyak tapi mengalami kesulitan ekonomi jangka panjang. Umumnya di
negara-negara seperti Thailand dan Indonesia, Soros dianggap sebagai kriminal
ekonomi yang membuat ketidakstabilan ekonomi Asia, karena dengan jumlah
simpanan uangnya yang besar mengguncang nilai mata uang Asia. Yang menjadi
pertanyaan kita, mungkinkah kekuatan uang seseorang mampu mempengaruh mata uang
lainnya , seperti mata uang rupiah ?.
Di Inggris, George Soros
terkenal akan tindakannya yang mengguncang Bank Inggris, yang disebut pers
sebagai peristiwa “hari rabu hitam” pada tahun 1992. Soros mempunyai cadangan
uang yang sangat banyak dan membeli kemudian menjual Poundsterling yang
mempunyai nilai sekitar 10 milliar Poundsterling. Banyak spekulan yang
kebingungan darimana Soros bisa memiliki uang dalam jumlah besar. Ketua FED
(Federal Reserve Department) yang pertama, Paul Volcker, pada tahun 2003
menulis sebuah kata pengantar dalam buku karangan Soros yang berjudul The
Alchemy (yang diartikan sebagai filosofi dan disiplin spiritual ) of Finance
menyatakan :
”George Soros telah
berhasil membuat dirinya sebagai spekulan sukses terbesar didunia, dimana dia
juga berhasil mendapatkan banyak uang dari investasinya tersebut. Bagian
terbesar dari kesuksesannya itu membuat masyarakat dunia menjadi sadar untuk
“membuka mata” terhadap dunia perdagangan dan juga yang lebih penting yaitu
bersedia menerima ide-ide baru dari segala pemikiran dan kebiasaan dalam
berinvestasi yang terus berkembang dengan pesat.”
Pria berkebangsaan
Yahudi Kelahiran Hungaria ini banyak mengalami pahit getirnya kekejaman Nazi,
pendudukan Sovyet dan terlunta-luntanya hidup di London, yang membentuk
kepribadiannya seperti sekarang ini. Tahun 1947 meninggalkan Hungaria menuju
London. Disini dia mengenyam pendidikan di London School of Economics. Pada
saat itulah dia berkenalan secara langsung dengan filsuf Karl Popper, yang
menulis buku berjudul ”The Open Society and Its Enemies.” Pada usia mendekati
50 tahun kekayaan George Soros mendekati US $ 100 juta, sepertiganya merupakan
kekayaan pribadi. Suatu jumlah yang lebih dari cukup untuk kehidupan keluarga
Soros. Dari sini mulai berpikir, apa yang akan dilakukan. Akhirnya diputuskan
membentuk Open Society Institute dengan tujuan memajukan masyarakat tertutup;
menjadikan masyarakat terbuka lebih mampu bertahan hidup; mempromosikan mode
berpikir kritis.Dengan yayasannya itu Soros membantu negara-negara
(bekas) satelit Uni Sovyet di Eropa Timur berdiri serta negara-negara lain di
Asia dan Amerika Latin Beberapa berhasil tetapi ada juga yang gagal. Terakhir
adalah ketika dia berkampanye untuk menentang pemilihan kembali Presiden George
W. Bush tahun 2004. Seperti diakuinya, peranannya yang bagaikan seorang
negarawan tanpa negara ini karena pada dirinya terdapat tiga hal. Pertama
mempunyai kemampuan dalam hal mengembangkan kerangka konseptual, kedua peletak
keyakinan-keyakinan etis dan politis yang teguh dan ketiga karena mempunyai
banyak uang.
Selain sebagai pendiri
lembaga Soros Fund Management dan Open Society Institute dan juga menjabat
sebagai Direktur Utama dari lembaga Council on Foreign Relations, dia juga
banyak memberi bantuan pada Partai Solidaritas Buruh di Polandia, Lembaga
Kemanusiaan Charter 77 di Cekoslovakia (sekarang Rep. Ceko), dan kontribusi
aktif pada suatu partai politik di Uni Soviet yang sangat berpengaruh. Dana dan
organisasi dari lembaga Georgia’s Rose Revolution(lembaga ini disebut-sebut
sebagai lembaga terbesar dari lembaga yang pernah didirikan) yang didirikannya juga
berjalan dengan baik. Di Amerika Serikat ia juga dikenal sebagai penyumbang
dana terbesar sejak era Presiden George W. Bush gagal dan terpilih kembali
menjadi Presiden AS.
Berawal dari
kedekatannya dengan Pangeran William IX dari Hesse-Hanau, salah seorang
anggota kerajaan yang terkaya di Eropa, Mayer Amshel Rothschild mampu membangun
kerajaan bisnis yang memegang peran di Amerika Serikat. Dinasti Rothchild yang
dikenal sebagai dinasti yahudi tameng merah ini dalam kiprah bisnisnya
sebagaimana yang dilakukan oleh para pendahulunya tak lepas dari
keterlibatannya dalam dunia politik dan kekuasaan. Selain Soros yang lebih
dahulu menancapkan kuku bisnisnya di Indonesia, bisnis yahudi di Indonesia juga
diikuti oleh dinasti tameng merah ini. Melihat sejarah sepak terjang bisnis
yahudi yang mampu mempengaruhi politik dimanapun mereka berada, bukan tidak
mungkin perpolitikan Indonesia mampu dikendalikan oleh kelompok bisnis yahudi
ini. Kuatnya lobby yahudi didalam perpolitikan Amerika Serikat memang faktanya Amerika
Serikat menjadi negara pelindung Israel dimana hingga saat ini, setiap
negara yang berkonflik dengan Israel maka akan berhadapan dengan Amerika
Serikat.
Bagaimana kelompok
yahudi ini memasuki perpolitikan Indonesia ?. Kita lihat sejarah politik luar
negeri Indonesia pada era Sukarno yang lebih condong kepada blok Timur pimpinan
Uni Soviet yang sedang dalam situasi perang dingin dengan Blok Barat dibawah
Amerika Serikat. Kedekatan Indonesia pada era Sukarno dengan blok Timur
ini menjadikan kekuatan militer Indonesia menjadi kekuatan yang besar. Namun
politik Sukarno yang dikenal dengan Nasakom menjadikan Partai Komunis Indonesia
memiliki tempat didalam kebijakan Sukarno yang merisaukan kelompok militer.
Memuncaknya intrik politik antara militer dan PKI ditandai dengan peristiwa
pembunuhan para Jenderal Angkatan Darat pada tanggal 30 September 1965 yang
sekaligus menjadi tonggak sejarah perubahan politik Indonesia dan sekaligus
menjadi awal pergantian kekuasaan dari Sukarno kepada Suharto. Suharto langsung
mendapat dukungan politik dari negara2 barat yang memberikan bantuan peralatan
militer taktis untuk melakukan pembersihan PKI. Infrastruktur militer dan
keterbatasan personel maupun logistik untuk menangani tahanan PKI diduga
sebagai landasan tindakan pembantaian terhadap lebih dari 500.000 jiwa yang
dituding sebagai anggota PKI.
Suharto yang dikenal
sebagai panglima Mandala dalam pembebasan Irian Barat tanpa
pertempuran berarti berkat dukungan Amerika Serikat di PBB, setelah naik
ketampuk kekuasaan langsung merubah kiblat politik luar negerinya menjadi
sahabat negara adidaya pimpinan Blok Barat ini. Salah satu yang
paling fenomenal menandakan kedekatan dengan Amerika Serikat
adalah pemberian konsesi pertambangan emas dan tembaga kepada Freeport McMoran.
Perusahaan tambang Amerika ini mendikte dan ikutcampur dalam kebijakan
pertambangan di Indonesia. Salah satu buktinya adalah Kontrak Karya PT Freeport
Indonesia ditetapkan sebelum diberlakukannya UU Nomor 11/1967 tentang
Pertambangan umum. PT Freeport yang berlokasi di Grasberg dan Easberg,
Pegunungan Jaya Wijaya ini, menguasai 81,28% saham, sedangkan PT Indocopper
Investama sebesar 9,36%, dan pemerintah Indonesia yang notabene adalah pemilik
alam hanya mempunyai saham sebesar 9,36%. Tidak tangung-tanggung, luas konsesi
yang diberikan kepada Freeport pun luar biasa, 1,9 juta hektar lahan di
Grasberg dan 100 km2 di Easberg.
Disisi lain, peralatan
militer Indonesia juga beralih menggunakan peralatan buatan Amerika Serikat,
walaupun tidak secara resmi, pelatihan pilot pesawat tempur Indonesia
dilakukan di Israel menandakan adanya hubungan dengann Israel. Suharto yang
dalam politiknya sangat anti PKI, dimanfaatkan pula sebagai garda
depan membendung pengaruh komunis di Asia Tenggara oleh Amerika Serikat.
Apa yang didapat Suharto
dari perannya ?. Pinjaman untuk membangun infrastruktur ekonomi dimana disatu
sisi ada gerak pembangunan namun disisi lain pendekatan secara represive
diterapkan untuk menjaga kestabilan politik. Amerika Serikat yang politik luar
negerinya sangat dipengaruhi oleh lobby yahudi adalah pemegang saham
mayoritas WorldBank yang merupakan penyalur pinjaman multilateral maupun
bilateral baik dalam forum IGGI maupun forum yang lainnya. Walaupun
pemerintahan dijalankan secara represive, namun adanya supporting dana2
pinjaman luar negeri itu, Suharto mampu mempertahankan kekuasaan selama 32
tahun tanpa rongrongan yag berarti.
Berakhirnya perang
dingin blok timur dan barat dengan ditandai bubarnya Uni Soviet membawa
perubahan pula dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Indonesia yang pada
awalnya dimanfaatkan sebagai garda depan wilayah asia tenggara untuk membendung
pengaruh komunis, peran Indonesia pasca bubarnya Uni Soviet menjadi tidak
penting. Berbagai kritik diterima Suharto dalam penggunaan pinjaman luar negeri
yang akhirnya Suharto memutuskan keluar dari IGGI yang merupakan kumpulan
negara2 pemberi pinjaman kepada Indonesia. Demikian pula dengan penggunaan
peralatan militer yang puncaknya pemerintah amerika serikat memberlakukan
embargo suku cadang. Namun disisi lain, terutama negara 2 eropa barat makin
memberikan peluang pinjaman untuk pengadaan barang modal sektor swasta
dengan garansi perbankan nasional. Dengan kebijakan pemerintah memberikan
penundaan pembayaran pajak import barang modal melalui BKPM ( Badan Koordinasi
Penanaman Modal ), permainan mark up harga barang dapat berjalan mulus, masuk
ke Indonesia tanpa harus membayar pajak. Mudahnya negara barat memberikan
fasilitas pinjaman kepada sektor swasta yang diwarnai tindak korupsi
seperti kasus Golden Key yang muncul kepermukaan dan Edi Tanzil sang
aktor raib tak tentu rimbanya hingga kini.
Melengserkan Suharto.
Yang menjadi pertanyaan,
mengapa begitu mudahnya pengusaha swasta Indonesia mendapat pinjaman dari luar
negeri ?. Tak lain karena pinjaman2 tersebut digaransi oleh
pemerintah melalui perbankan nasional. Bank Bapindo adalah salah satu bank
pemerintah yang memberikan garansi kepada pengusaha nasional yang mendapatkan
pinjaman luar negeri. Penyebab utama dari bangkrutnya bank pelat merah ini
karena penjaminan pinjaman luar negeri itu yang dalam bentuk valas. Ketika
rupiah terdevaluasi, seluruh bank devisa mengalami kerugian selisih kurs yang
luar biasa yang berlanjut dengan krisis ekonomi. Tindakan pemerintah pada waktu
itu adalah membailout semua perbankan devisa melalui BPPN yang pada
dasarnya adalah mengambil alih kewajiban perbankan nasional terkait dengan
pinjaman luar negeri.
Pada akhir tahun 80 an
adalah masa emas “pengusaha” nasional mendapat tawaran pinjaman
luar negeri dalam jumlah besar. Dalam prakteknya, pinjaman itu dilakukan lewat
perbankan nasional yang dananya berasal dari pinjaman luar negeri dimana untuk
jasa penjaminan tersebut perbankan nasional mengenakan tambahan bunga sekitar 4
% p.a. Jika diteliti lebih mendalam, begitu mudahnya syarat pinjaman, cukup
dengan hipotik barang modal yang dibeli dengan pinjaman tersebut, pinjaman
dapat dicairkan. Permainan mark up harga barang yang artinya ada
selisih berupa uang tunai yang diterima yang umumnya tidak masuk ke
Indonesia karena dimanfaatkan kepentingan lain, maka barang modal yang masuk ke
Indonesia sebagai jaminan bank dapat dikatakan sebagai “sampah” yang tidak
memiliki nilai sebanding dengan jumlah pinjaman. Umumnya kredit semacam
itu mengalami kemacetan karena tidak didasarkan pada kelayakan bisnis dan yang
menanggung resikonya adalah perbankan nasional yang bertindak
sebagai garantor.
Ketika Bank Indonesia
sebagai bank sentral tidak mampu melakukan intervensi untuk menahan tekanan
terhadap rupiah akibat permintaan valas yang meningkat guna menutup pinjaman
luar negeri, terutama yang jatuh tempo, hal ini menjadi malapetaka bagi
perbankan nasional. Jika Soros mampu mengguncang perbankan Inggris pada tahun
1992 dengan memborong dan kemudian menjualnya lagi pounsterling dengan
keuntungan besar, maka pinjaman2 luar negeri yang begitu mudahnya didapat oleh
penguasaha Indonesia patut dicurigai sebagai bagian dari skenario politik
terhadap Indonesia. Sebab, pada saat jatuh tempo, perbankan nasional “dipaksa”
membeli valas dalam jumlah besar untuk menutup pinjaman luar negeri
swasta yang digaransinya, tentunya dengan harga yang lebih mahal. Berawal dari
kekacauan perbankan inilah yang kemudian merembet kesektor ekonomi lainya serta
menimbulkan masalah sosial yang pada akhirnya menimbulkan masalah pula
dalam politik.
Tentunya kita bertanya,
apa yang sesungguhnya terjadi di Indonesia pada dekade tahun 1990 an ?. Jika
kita melihat dari sudut pandang politik luar negeri Amerika Serikat, posisi
Indonesia sudah tidak diperlukan sebagai pembendung pengaruh komunis seiring
dengan berakhirnya perang dingin. Sebagai negara berpenduduk penganut
Islam terbesar, tentunya Islam dianggap sebagai kelompok agama yang harus
diwaspadai terkait dengan konflik timur tengah yang melibatkan Israel. Bagi
negara barat, terutama bagi Amerika Serikat tidak berharap Indonesia
menjadi negara kuat baik dari segi ekonomi maupun militer. Dari segi
militer, dengan berbagai alasan Amerika Serikat memberlakukan embargo
pengadaan peralatan militer dan suku cadangnya terhadap Indonesia. Tak
pelak lagi, embargo yang dikenakan tersebut membuat peralatan militer Indonesia
tak berfungsi kecuali dengan melakukan kanibal suku cadang yang
menyebabkan penurunan kemampuan militer Indonesia. Dari segi ekonomi,
penghancuran ekonomi Indonesia sangat mungkin sebagai bagian dari
skenario pergantian kekuasaan di Indonesia. Jika kita lihat dari
waktunya, antara penerapan embargo yang diberlakukan dan pinjaman
perbankan luar negeri ( kemungkinan dana Soros yang disalurkan ) kepada
pengusaha nasional terlihat ada korelasinya yaitu :
- Embargo peralatan militer kepada Indonesia adalah sinyal pudarnya dukungan kepada Suharto karena komunis tidak berbahaya bagi amerika serikat paska bubarnya Uni Soviet.
- Gejolak Timor Timur dibuat makin memanas untuk menciptakan sangsi lainnya atas pelanggaran HAM sebagai alasan penundaan pinjaman dan embargo.
- Bersamaan dengan tekanan politik, pinjaman2 luar negeri sektor swasta jatuh tempo yang dibarengi juga gerakan Soros mengacau mata uang asia yang diikuti para spekulan mata uang.
- Rupiah terus tertekan yang menyebabkan rush berbarengan dengan kewajiban bank harus membayar kredit luar negeri yang digaransinya. Ambruknya perbankan nasional inilah yang menjadi penyebab kekacauan ekonomi yang diikuti oleh datangnya IMF sementara politik terus memanas yang berujung kerusuhan.
Masuknya Yahudi Dalam
Lingkaran Kekuasan.
Krisis ekonomi yang
diawali kehancuran perbankan nasional akibat terdepresiasinya nilai rupiah yang
merembet kedalam sektor ekonomi lainnya pada akhirnyamenimbulkan krisis
sosial dan politik. Setelah berusaha meyakinkan rakyat dengan
pernyataan bahwa pondasi ekonomi Indonesia cukup kuat mengatasi krisis
ekonomi tidak membawa pengaruh, akhirnya Pak Harto menyerah dan menanda
tangani letter of Intent ( LOI ) dengan IMF. Seperti kita ketahui bahwa IMF
merupakan lembaga keuangan yang saham terbesarnya dikuasai oleh Amerika
Serikat. ” Penyehatan Ekonomi ” begitulah istilah yang dipakai
untuk keterlibatan IMF dimana kebijakan ekonomi Indonesia harus mengacu
pada ketentuan yang disepakati. Artinya, kesepakatan tersebut menjadikan
Indonesia dibawah kendali IMF karena ketergantungan keuangan. Dilain sisi,
krisis sosial politik mulai meningkat, gerakan massa menentang kekuasaan
yang diikuti dengan kerusuhan menjadikan posisi Pak Harto berada pada tekanan.
Terlebih setelah Pak Harto merencanakan perubahan kabinet yang tidak
direspon. Tak ada pilihan lain, Pak Harto mengundurkan diri.
Peran IMF sendiri banyak
dipertanyakan dan ditentang karena dinilai mengarahkan ekonomi
Indonesia mengikuti faham neoliberalisme. Neoliberalisme adalah bentuk baru
dari paham ekonomi pasar liberal, yang merupakan salah satu bentuk varian dari
Kapitalisme, di mana Kapitalisme merupakan suatu ideology atau paham yang
percaya bahwa modal merupakan sumber utama untuk dapat menjalankan sistem
perekonomian di suatu negara. Disatu sisi , penghapusan monopoli dan tata niaga
memang merupakan hal yang menguntungkan rakyat, namun disisi lain perlindungan
terhadap modal kuat menjadikan poisisi rakyat hanya sebagai sapi perah. Dalam
prakteknya, priatisasi BUMN seperti privatisasi perusahaan telekomunikasi
ketangan asing menimbulkan tanda tanya sebab itu artinya pihak asing telah
menembus wilayah privat sebuah bangsa. Tak ada lagi proteksi, siapapun
boleh masuk ke Indonesia dan siapapun boleh berkolaborasi dengan pengusaha
Indonesia termasuk perusahaan dari Israel.
Seprti kita ketahui,
dinas rahasia Israel Mossad sangat tidak diragukan reputasinya dalam menggarap
sebuah pemerintahan. Sebut saja Elie Cohen yang diberikan gelar pahlawan oleh
Israel sementara bagi Syria, dia adalah seorang penghianat dan mati ditiang
gantungan. Elie Cohen adalah seorang yahudi yang disusupkan kedalam lingkaran
kekuasaan Syria dan nyaris menjadi presiden Syria jika rahasianya tidak
terbongkar berkat informasi intelejen Uni Soviet seteru Amerika
Serikat. Seperti halnya Gorge Soros dapat saja berperan ganda, disamping
sebagai penguasaha juga dapat saja berperan demi kepentingan bangsa yahudi.
Jika dikaitkan dengan reputasinya yang mampu menggoncang poundsterling
pada tahun 1992, sangat mungkin dia mampu menggoncang rupiah juga karena gerak
soros diikuti pula oleh para spekulan. Sumber dana yang dipakai oleh Gorge
Soros untuk mengguncang poudsterling hingga saat ini masih menjadi tanda tanya
yang artinya Soros kemungkinan besar memiliki dana politik yang tidak
terbatas untuk kepentingan bangsanya.
Jika kita melihat
dari sisi misi International Monetary Fund ( IMF ) adalah lembaga sentral
dari sistem moneter internasional, yaitu system pembayaran dan nilai tukar
internasional diantara mata-mata uang internasional yang dimungkinkan
dilaksanakannya kegiatan bisnis diantara Negara-negara di dunia. Pada masa
krisis moneter melanda Indonesia 1997, Indonesia tidak bisa keluar dari gejolak
moneter yang mengharuskan Indonesia untuk meminta bantuan kepada IMF, dan IMF
menyodorkan Paket kebijakan kepada Indonesia berupa paket standard yang juga
diberlakukan di berbagai negara lainnya yang mendapatkan penanganan
serupa. Namun jika kita melihat paket kebijakan tersebut yang salah
satunya adalah menghentikan dukungan pemerintah untuk program strategis seperti
halnya program pengembangan Industri pesawat terbang ( IPTN ), secara ekonomi
memang masuk diakal untuk penghematan keuangan negara. Namun, secara nasional
untuk kepentingan yang lebih besar lagi seperti untuk kepentingan
pertahanan nasional memang merugikan Indonesia. Sebab, pada waktu yang
bersamaan Indonesia mendapat embargo peralatan dan suku cadang militer. Dilain
segi, secara umum paket kebijakan yang harus diikuti oleh Indonesia yang lebih
mengarahkan ekonomi secara liberal menjadikan rakyat harus bersaing dengan
kemampuannya sendiri. Artinya, rakyat miskin harus mampu mencari solusi bagi
dirinya sendiri oleh karena adanya pengurangan2 subsidy. Pengaruh dari paket
kebijakan IMF tersebut, cepat atau lambat, pada akhirnya kekuatan modal
akan menguasai ekonomi dan politik Indonesia.
Keberhasilan Infiltrasi
Yahudi.
Walaupun secara resmi
Indonesia telah mengakhiri kerjasama degan IMF pada Nopember 2003, namun
Indonesia tetap melanjutkan kerja sama dalam bentuk post programme monitoring.
Tentang kerjasama dengan IMF ini, sesungguhnya ada hal dirasakan cukup
janggal, yaitu begitu cepatnya IMF menyusun point2 LOI
yang dikatakan sebagai sebuah langkah penyehatan ekonomi. Kemungkinan besar,
krisis moneter di Indonesia adalah hasil sebuah penggarapan yang systematis
dimana LOI tersebut sudah dipersiapkan jauh hari untuk
kepentingan politik dibaliknya. Kemungkinan ini diperkuat oleh laporan
Independen Evaluation Office (IOE), lembaga independen yang memonitor
aktivitas IMF yang menyatakan bahwa IMF tidak memberikan nasihat
terbaiknya saat membantu Indonesia keluar dari krisis ekonomi terburuknya pada
tahun 1997, selain itu disebutkan, selain kesalahan teknis, IMF juga
telah gagal untuk mengerti iklim permasalahan dan membuat kesalahan pada
langkah pembuatan kebijakannya IMF telah memberikan paket bantuannya sebesar
US$ 43 miliar agar Indonesia bisa keluar dari krisis ekonomi yang terparah pada
tahun 1997.
Dalam laporan IEO itu
juga dikatakan, isi dari program pinjaman IMF didasarkan pada pandangan bahwa
situasi Indonesia pada saat itu tidak serius dan dapat dengan mudah dipulihkan.
Diprediksikan GDP Indonesia pada tahun 1997 akan tumbuh 5 persen dengan lebih
tinggi lagi pada tahun 1998 meskipun GDP turun 13 persen dan krisis keuangan
tak terhindarkan. Laporan itu juga menyebutkan, awal dari kesalahan teknis
terjadi sebelum IMF datang ke Indonesia saat pemerintah secara tajam mengurangi
jumlah uang beredar dan cadangan devisa yang membuat sistem keuangan kekurangan
likuiditas. IMF bagaimanapun dinilai gagal untuk menghilangkan kesalahan yang
telah dibuat ini saat datang untuk menolong Indonesia. Pada saat
krisis, staf IMF membuat kunjungan yang pendek dengan jadwal yang sangat ketat
dan harus bertanggng jawab pada laporan yang detail dan terkadang memperoleh
intervensi dari seluruh jajaran Dewan IMF di Washington. IMF dinilai IEO telah
belajar dari pengalamannya di Indonesia namun pelajaran itu datangnya terlambat
untuk menghindari kemerosotan yang cepat pada perekonomian Indonesia.
Jika dilihat dari
kebijakan orde baru yang memacu pembangunan dengan dana pinjaman luar negeri,
laporan IEO tersebut adalah jawaban adanya alasan sebuah skenario kesengajaan
menciptakan krisis moneter Indonesia. Turunnya IMF ada kemungkinan
dilandasi hanya untuk menjaga agar Indonesia tetap dapat membayar kembali
pinjaman luar negerinya “walaupun” dalam jumlah yang berlipat ganda oleh karena
terdepresiasinya nilai rupiah. Seperti kita ketahui, beberapa kali
pemerintah melakukan kebijakan devaluasi mata uang rupiah dengan alasan klasik
agar produk eksport Indonesia dapat bersaing di pasar internasional. Padahal,
jika kita mengkaji kebijakan pada waktu itu, percepatan pengembangan industri
dengan slogan “tenaga kerja murah” serta kebijakan tax holiday
untuk menarik minat investor tidak dibarengi iklim usaha yang
sehat.
Dunia usaha
indutri yang dibarengi power kekuasaan menciptakan situasi usaha yang sangat
rapuh. Industri yang terbangun oleh karena ketersediaan baku yang memang
ada disekitarnya faktanya memang dapat bertahan pada masa krisis moneter
lalu seperti sektor agro industri dan pengolahan hasil tambang, sementara
industri yang berbahan baku import langsung gulung tikar. Industri yang
dibangun secara instan yang menggunakan pinjaman luar negeri inilah sebagai
triger yang merontokkan perbankan nasional yang bertindak sebagai garantor.
Dari sisi pinjaman
pemerintah, masuknya pinjaman luar negeri akan memperkuat nilai tukar rupiah
sebab penggunaan pinjaman tersebut harus dilakukan konversi sebelum
dibayarkan. Penguatan rupiah karena gelontoran pinjaman menimbulkan problem
lain yaitu menekan pasar export. Inilah problem moneter yang terjadi sehingga
beberapa kali pemerintah mendevaluasi rupiah dengan alasan agar produk export
Indonesia dapat bersaing dipasar Internasional. Namun, ketika pinjaman luar
negeri itu jatuh tempo, maka akan terjadi pengurasan valas. Sayangnya, Badan
Penyehatan Perbankan Nasional ( BPPN ) tak mampu melakukan verifikasi kredit
macet perbankan nasional yang menjadi garantor pinjaman luar negeri swasta karena
data dan agunan yang tidak jelas. Dan juga tidak ada political will untuk
mengungkap kejahatan perbankan ini, baik pemberi pinjaman ( luar negeri )
maupun peminjam ( swasta nasional ). Sebuah kebijakan terpaksa
diambil pemerintah dalam rangka “peyehatan ekonomi” yang dikehendaki IMF,
semua tanggung jawab kredit macet yang berasal dari pinjaman luar negeri
ditanggung APBN yang artinya sebuah konspirasi penghancuran ekonomi Indonesia
ditutup dengan rapi. Yang menjadi pertanyaan kita, siapakah penyandang dana
pinjaman luar negeri sektor swasta ini ?. Jika perbankan luar negeri itu
bertindak sebagai penyalur dana milik Soros, hal ini adalah sebuah keberhasilan
kolaborasi antara Amerika Serikat dan peguasaha Yahudi, menguasai ekonomi
Indonesia melalui perputaran uang.
Program pinjaman IMF
didasarkan pada pandangan bahwa situasi Indonesia pada saat itu tidak serius
dan dapat dengan mudah dipulihkan merupakan pandangan yang bertolak belakang
dimana hampir semua industri yang mengandung bahan baku import berhenti
total. Sementara itu, degan tujuan untuk mencegah spekulan, pemerintah
memberlakukan tigh money polecy yang pada dasarnya makin
memperparah keadaan hingga rupiah terjun bebas mencapai level Rp. 15.000/
USD. Disadari atau tidak, kebijakan pengetatan uang yang beredar pada
akhirnya membuat system moneter Indonesia menjadi kekurangan likwiditas
dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh pemodal asing masuk melakukan akuisisi
perusahaan2 nasional. Masuknya permodalan asing melalui akuisisi atau
program divestasi perbankan oleh pemerintah pada dasarnya pertahanan ekonomi
Indonesia sudah beralih ketangan asinng. Ketika pemodal asing sudah
memasuki usaha telekomunikasi, maka wilayah privasi itu telah tertembus
dan sebuah keadaan bahwa saat ini Indonesia telah terseret dalam system
neoliberalisme. Tak dapat dielakkan lagi, ketika ekonomi dapat dikendalikan
oleh kekuatan asing, secara otomatis akan menyeret dunia politik Indonesia.
Gorge Soros, seorang
penguasaha, politikus Yahudi Amerika Serikat ini menjadi perhatian dunia
oleh aksinya memborong dan menjual kembali poundsterling yang sempat
membuat kalangkabut bank sentral Inggris. Bukan hanya di Inggris, dia melakukan
aksi yang sama dan oleh aksinya dia mendapat sangsi seperti di pengadilan
Perancis. Tak ada yang dapat membuka asal usul uang soros, namun
yang menonjol adalah namanya telah menjadi pemuka spekulan mata
uang. Setiap terjadi aksinya akan diikuti oleh para spekulan sehingga
mampu menarik para spekulan mengikuti aksinya yang tentunya uang terkumpul
menjadi tidak terhingga. Dalam aksinya, Soros dapat bertindak sebagai spekulan
murni yang mencari keuntungan dari selisih kurs konversi. Namun jika
melihat garis politik Amerika Serikat pasca bubarnya Uni Soviet,
Indonesia bukanlah sebagai pembendung komunis sebagaimana masa perang
dingin. Artinya, kemungkinan politik luar negeri Amerika Serikat dengan
aksi Soros bermain pasar uang di asia ada relevansinya terutama terhadap
Indonesia sebagai negara Islam terbesar didunia.
Sebut saja Landes Bank,
bank yang bermarkas di Frankfurt ini merupakan salah satu bank yang
memberikan fasilitas pinjaman untuk pengadaan barang modal kepada
pengusaha Indonesia dengan garansi Bank Bapindo milik pemerintah. Sebagai bank
garantor, Bapindo mengenakan tambahan bunga sekitar 4 % dari bunga yang
dikenakan oleh Landes Bank. Dari pengenaan bunga ini saja menggambarkan bahwa
pinjaman itu itu adalah pinjaman yang luar biasa komersialnya,
wajarnya sekitar 3 %. Sehingga total bunga yang harus dibayarkan
oleh debitur nasional mencapai 7 %. Parahnya, jaminan yang diberikan
adalah barang modal yang dibeli dari pinjaman itu melalui hypotik. Bagi
penguasaha Indonesia, pinjaman ini tanpa resiko, sebab harga barang modal
tersebut telah di mark up dan selisihnya diterima berupa uang yang tentu saja
disimpan di luar negeri. Pinjaman yang penggunaannya cara demikian dipastikan
macet dan ketika terjadi krisis moneter, pinjaman2 seperti ini diambil alih
oleh pemerintah sebagai implementasi kesepakatan dengan IMF. Sesungguhnya,
dari sini sudah terbaca, pinjaman “edan” ini adalah untuk menguras devisa
Indonesia pada saat jatuh tempo dan sekaligus mengambrukkan perbankan
nasional. Ditambah lagi, uang “liar” yang berasal dari pinjaman seperti
itu tidak dapat masuk ke Indonesia mengingat Indonesia harus meratifikasi
undang2 money loundering, yang sekaligus arus devisa negeri ini
terkontrol oleh the Fed.
Jika dana yang
disediakan oleh Landes Bank tersebut adalah milik Soros, maka dapat diyakini
bahwa terdevaluasinya mata uang rupiah adalah sebuah penggarapan yang
sangat rapi dengan memanfaatkan para pengusaha nasional yang bermental
korup seperti Edi Tanzil untuk menghancurkan perbankan nasional. Kekacauan
tatanan ekonomi dan system moneter Indonesia menjadi moment penguasaan ekonomi
Indonesia melalui penguasaan perbankan dan sektor usaha vital lainnya seperti
sektor telekomunikasi dengan melakukan kolaborasi dengan pengusaha
nasional. Dilain sisi, tekanan politik terhadap Indonesia dengan dalih
HAM dan demokrasi , Indonesia harus melaksanakan demokrasi yang dibarengi efori
a reformasi telah menciptakan biaya politik yang mahal seperti saat ini.
Prilaku pejabat Indonesia yang masih menganggap penguasaha sebagai sumber
finansial menjadikan para penguasaha akhirnya merapat pada barisan politik
Indonesia.
Gorge Soros sebagai
politikus adalah bagian dari lobby yahudi yang dapat mempengaruhi kebijakan
luar negeri Amerika Serikat ini suatu saat muncul di Istana Tampak Siring
menemui SBY. Soros dapat bertemu dengan seorang pimpinan sebuah
negara menunjukkan bahwa bisnisnya dinegara ini mempunyai peran penting
dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Sebuah kenyataan bahwa Soros telah
menancapkan kuku bisnisnya di Indonesia mengingat situasi ekonomi Amerika
Serikat dan Eropa makin memburuk. Bebagai kalangan memprediksi Amerika
Serikat akan menjadi bagian masa lalu sejarah kebesaran.
Amerika Serikat yang ingin menjadi negara polisi dunia harus membiayai
pasukannya diseluruh dunia yang pada akhirnya menggerus perekonomiannya.
Prediksi kebangkrutan ekonomi Amerika Serikat ini tentu saja merisaukan bangsa
yahudi dan menjadi sebuah pelajaran yang sangat berharga bahwa dunia tidak
dapat ditaklukan dengan kekuatan militer. Kondisi yang memburuk di
negara-negara Barat ini, yang menyebabkan George Soros, yang merupakan tokoh
yang sangat berpengaruh di dunia bisnis finansiil, mulai melakukan relokasi
usahanya di negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Tentu, bukan hanya bisnis
semata, tetapi Soros yang Yahudi itu, ingin membangun ‘networking’ dengan
berbagai partners strategisnya di Asia, sekaligus menanamkan pengaruhnya dan
jaringan dari kalangan pengusaha Yahudi, yang tujuan akhirnya menguasai
negara-negara Asia, sesudah Eropa dan AS bangkrut.
Korupsi.
Bangsa Indonesia saat ini
sesungguhnya sedang menghadapi masalah korupsi yang kronis dan harus diakui
bahwa pemberantasan korupsi selalu mengalami ganjalan dari waktu
kewaktu sejak republik ini berdiri. Dipandang dari dari sudut sosiologi
kemayarakat, bahwa sebuah perbuatan walaupun perbuatan itu sangat merugikan,
jika secara sosial dalam kemasyarakatan dapat diterima sebagai perbuatan
yang biasa, maka perbuatan itu tak memiliki sangsi sosial. Sejarah panjang
bangsa Indonesia yang diperintah oleh bangsa kolonial, memeras rakyat, membiarkan
rakyat miskin, korupsi, merampok kekayaan alam adalah perbuatan yang dilakukan
bangsa kolonial. Dalam pemerintahan kolonial yang berlangsung lama maka
terciptalah birokrat kolonnial bangsa pribumi yang mempunyai mental
seperti “Tuannya”.
Ketika bangsa Indonesia
berhasil mencapai cita2 kemerdekaan, tak pilihan lain harus melaksanakan
pemerintahan dengan memanfaatkan para birokrat warisan pemerintahan
kolonial. Menggertak rakyat, membiarkan rakyat miskin, korupsi, merampok
kekayaan alam yang sudah menjadi hal yang biasa didalam pemerintahan
kolonial, ternyata mental itu ta dapat hilang ketika bangsa ini telah merdeka
dan masih menjadi ciri hingga saat ini. Apapun dalihnya, tidak ada bangsa
kolonial yang igin memajukan bangsa yang dijajahnya. Begitu juga dengan bangsa
Yahudi, memasuki bisnis di Indonesia pada dasarnya untuk mendapatkan
untung yang sebesar2nya. Ketika keuntungan itu hanya dinikmati kaki
tangannya di Indonesia dan bangsa Yahudi, maka tak tepat harus
menyalahkan bangsa Yahudi. Sebab, masuknya bangsa Yahudi ke negeri ini
karena memang diberi kesempatan. Maksudnya, kita sebagai bangsa Indonesia
selama belum mampu bersaing dengan bangsa lain, selama itu bangsa ini akan
menjadi taklukan. Sebagaimana nasib TKW bangsa di Indonesia di Arab Saudi,
bangsa kita menunjukkan kemarahan ketika bangsa Arab Saudi memperlakukan TKW
tidak semestinya.
Korupsi juga mempersulit
pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi,
walaupun ada yang menyatakan bahwa korupsi mengurangi ongkos (niaga) dengan
mempermudah birokrasi, konsensus yang baru muncul berkesimpulan bahwa
ketersediaan sogokan menyebabkan pejabat untuk membuat aturan-aturan baru dan
hambatan baru. Dalam dunia usaha saat ini, sogokan dapat berarti
mengamankan usaha sekaligus kepastian income. Buka menjadi rahasia
lagi, semua yang berhubungan dengan birokrasi akan menemui biaya
yang tidak jelas, mulai dari perizinan sampai perhitungan pajak. Terlebih
dalam era otonomi daerah, setiap saat terjadi perubahan tariff pungutan yang
menyebabkan usaha tida dapat direnanakan secara baik dan sehat.
Sesungguhnya korupsi menyebabkan inflasi ongkos usaha, korupsi juga
mengacaukan lapangan usaha. Persoalan yang sangat krusial bagi
bangsa ini justru menjadi lahan baru pejualan tenaga kerja Indonesia keluar
negeri yang mendatangkan devisa nomor dua dibawah migas.
Korupsi juga menimbulkan
distorsi (kekacauan) di dalam sektor publik dengan mengalihkan
investasi publik ke proyek-proyek yang memang diciptakan untuk
dikorupsi.Hanya “seorang” Nazaruddin saja mampu menguasai proyek senilai
Rp 6,037 triliun. Pejabat mungkin menambah kompleksitas proyek masyarakat untuk
menyembunyikan praktek korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih banyak
kekacauan. Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan,
lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas
pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; dan menambahkan tekanan-tekanan
terhadap anggaran pemerintah. Dan ketika jembatan Sungai Mahakam runtuh,
baru tergerak untuk menyelidiki kasus korupsinya dan sudah diduga pemborongnya
yang harus bertanggung jawab, bukan pemberi keputusan.
Para pakar ekonomi
memberikan pendapat bahwa salah satu faktor keterbelakangan pembangunan ekonomi di Afrika dan Asia,
terutama di Afrika, adalah korupsi yang berbentuk penagihan sewa yang
menyebabkan perpindahan penanaman modal(capital investment) ke luar
negeri, bukannya diinvestasikan ke dalam negeri Seperti halnya Soeharto yang
sering mengambil satu potongan dari semuanya (meminta sogok) melalui tangan
yayasan2nya, walaupun lebih memberikan kondisi untuk pembangunan,
melalui investasi infrastruktur, ketertiban hukum, dan lain-lain, namun prilaku
tersebut ditiru oleh orang2 sekelilingnya untuk kepentingan pribadi dan
kelompoknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar